Tomb Raider: Film Action yang Bukan Sekadar Ledakan dan Lari-Larian
Gue masih inget banget, waktu itu hari Jumat malam, dan jujur aja, gue nggak niat banget nonton Tomb Raider. Lagi iseng scroll film di layanan streaming, terus muncul wajah Alicia…
Gue masih inget banget, waktu itu hari Jumat malam, dan jujur aja, gue nggak niat banget nonton Tomb Raider. Lagi iseng scroll film di layanan streaming, terus muncul wajah Alicia…
Kopi Rarobang Jujur saja, awalnya aku nggak tahu soal kopi ini. Biasanya kalau ngopi ya antara kopi hitam biasa, espresso, atau kopi susu kekinian yang tinggal dipesan online. Tapi saat aku ngobrol sama teman yang hobi traveling ke Timur Indonesia, dia nyebut satu nama yang bikin aku penasaran banget: Kopi Rarobang.
Katanya, kopi ini bukan sekadar kopi. Ada rempah-rempah, ada kenangan, dan ada kehangatan yang beda. Waduh, aku langsung browsing dong. Dan ternyata, ini adalah kopi khas dari Ambon, Maluku. Gila, baru tahu!
Culinary Kopi Rarobang berasal dari daerah Maluku, tepatnya Ambon. Dalam bahasa setempat, “Rarobang” punya arti ‘hangat’ atau ‘membuat hangat’. Nama itu cocok banget sih, karena begitu kita minum kopi ini, yang terasa pertama kali memang hangatnya rempah-rempah.
Biasanya, kopi ini disajikan dengan campuran cengkeh, jahe, kayu manis, kapulaga, dan kadang ada juga tambahan kacang kenari. Nah, rempah-rempah ini tuh bikin rasa kopinya jadi nggak biasa. Bukan pahit doang, tapi kompleks banget.
Waktu liburan ke Ambon, aku akhirnya nyobain langsung kopi Rarobang di salah satu warung kopi tradisional. Warungnya kecil, tapi penuh pengunjung. Bapak-bapak, anak muda, semua asyik ngobrol sambil nyeruput kopi.
Aku pesan satu cangkir. Begitu disajikan, aromanya langsung nyengat. Tapi bukan bau kopi biasa, melainkan campuran antara manis, hangat, dan rempah. Setelah menyeruput pertama kali, rasanya kayak disambut pelukan—serius deh. Apalagi cuaca Ambon sore itu agak dingin, jadi pas banget.
Kalau kamu penasaran, bahan utama Kopi Rarobang sebenernya cukup sederhana:
Bubuk kopi lokal (biasanya jenis robusta Ambon)
Cengkeh
Jahe merah
Kayu manis
Gula merah atau gula batu
Kadang ditambah kacang kenari
Proses pembuatannya juga khas. Jahe dan cengkeh direbus dulu hingga aromanya keluar, baru ditambahkan kopi. Setelah itu, disaring dan disajikan panas-panas. Uniknya lagi, kopi ini biasanya tidak memakai susu. Jadi rasa aslinya sangat kuat.
Awalnya aku kira bikin kopi ini susah. Tapi ternyata setelah aku coba beberapa kali, resepnya cukup simpel. Nah, buat kamu yang pengen nyobain di rumah, ini langkah-langkahnya:
Rebus 3 gelas air dengan 2 ruas jahe yang digeprek, 4-5 cengkeh, dan sebatang kayu manis.
Setelah mendidih dan aromanya keluar, kecilkan api dan masukkan 2 sendok makan bubuk kopi hitam.
Tambahkan gula batu atau gula merah secukupnya, aduk rata.
Saring dan sajikan dalam cangkir.
Kalau ada, taburi kacang kenari cincang di atasnya.
Simple banget kan? Tapi hasilnya tetap autentik dan berkesan.
Setiap kali aku minum kopi Rarobang, selalu muncul rasa nostalgia. Padahal ya aku baru kenal kopi ini beberapa tahun belakangan. Tapi sensasinya tuh beda. Ada rasa hangat, manis, pedas tipis dari jahenya, dan aroma yang sangat menenangkan.
Biasanya aku nikmatin kopi ini sore-sore, sambil nulis atau sekadar baca buku. Kadang juga buat nemenin obrolan sama teman. Rasanya lebih intim dibanding kopi instan atau kopi kafe.
Kalau kamu udah bosan sama kopi yang itu-itu aja, ini saatnya eksplorasi. Kopi Rarobang tuh bukan cuma soal rasa. Ini pengalaman budaya. Rempah-rempahnya mencerminkan kekayaan Indonesia, terutama Maluku. Jadi setiap tegukan, seolah kita merayakan warisan nenek moyang.
Selain itu, kopi ini juga cocok banget buat yang perutnya sensitif. Karena ada jahe dan rempah lainnya, minuman ini terasa lebih ringan di lambung. Nggak bikin perih kayak kopi hitam biasa.
Dari Kopi Rarobang, aku belajar satu hal penting: kadang hal-hal sederhana bisa menyentuh hati lebih dalam. Kopi ini sederhana, tapi penuh makna. Bahkan aku pernah kasih teman hadiah kopi Rarobang kering yang dibawa dari Ambon, dan dia langsung jatuh cinta.
Kita kadang terlalu sibuk nyari yang mewah dan modern, padahal yang tradisional dan penuh cerita bisa jauh lebih berarti.
Oh iya, satu lagi yang penting banget. Karena Kopi Rarobang mengandung jahe dan rempah alami, minuman ini punya manfaat kesehatan juga. Beberapa manfaat yang aku rasain sendiri antara lain:
Menghangatkan tubuh saat cuaca dingin
Meredakan masuk angin ringan
Bikin tubuh lebih segar dan nggak mudah ngantuk
Nambah mood positif
Memang sih, ini bukan obat. Tapi buat teman sehari-hari, ini salah satu pilihan terbaik yang bisa kamu nikmati tanpa rasa bersalah.
Nah, satu hal yang unik dari Kopi Rarobang adalah tambahan kacang kenarinya. Nggak semua warung kopi pakai ini, tapi kalau yang asli dari Ambon biasanya pasti ada. Kacang kenari ini punya rasa gurih yang khas dan teksturnya agak crunchy.
Ketika diseruput bareng kopinya, sensasinya tuh kayak ngunyah kenangan. Hehe, lebay nggak sih? Tapi beneran, ini bikin Kopi Rarobang beda dari semua kopi lainnya.
Kopi Rarobang bukan sekadar minuman. Di Ambon, kopi ini jadi bagian penting dari kehidupan sosial. Banyak keluarga atau komunitas yang ngumpul sore-sore buat “ngopi rarobang” sambil ngobrol. Jadi semacam budaya mini yang mempererat hubungan antarwarga.
Buatku, itu pelajaran yang luar biasa. Bahwa minuman bukan cuma soal rasa, tapi juga soal koneksi, kehangatan, dan kenangan bersama orang-orang terdekat.
Aku juga sempat salah waktu pertama bikin sendiri di rumah. Waktu itu, aku masukkan bubuk kopi barengan dengan rempah ke air mendidih dan direbus lama. Alhasil, kopinya jadi pahit banget dan agak anyep. Ternyata, kopi sebaiknya masuk terakhir, setelah air rempah mendidih dan api dikecilkan.
Jadi tips penting: jangan rebus kopi terlalu lama, cukup larutkan sebentar saja.
Kalau kamu nggak punya kesempatan ke Ambon dalam waktu dekat, tenang aja. Sekarang banyak UMKM yang jual bubuk Kopi Rarobang instan di marketplace. Tinggal search aja, dan kamu bisa temuin varian yang lengkap, dari bubuk kopi hingga rempahnya.
Tapi saran pribadi: pilih yang tanpa pengawet atau tambahan kimia. Cari yang organik atau home-made, biar sensasinya tetap autentik.
Kalau kamu termasuk orang yang suka kopi dengan aroma khas, atau kamu pecinta minuman rempah kayak wedang jahe dan sejenisnya, aku yakin Kopi Rarobang bakal jadi favorit baru kamu. Rasanya kuat, tapi tetap hangat dan bersahabat.
Dan buat yang bukan pecinta kopi berat, ini bisa jadi “gerbang awal” buat belajar ngopi. Karena rasanya lebih halus dan nggak sekeras espresso.
Kadang kita terlalu nyaman di zona aman. Minum kopi yang itu-itu aja, dari kafe yang sama, rasa yang sama. Tapi dunia ini luas banget, dan Indonesia punya banyak harta karun kuliner yang belum kita coba. Kopi Rarobang adalah salah satunya.
Jadi, yuk beri kesempatan buat lidah kita merasakan sesuatu yang berbeda, hangat, dan penuh cerita.
(more…)
Es Brenebon Jujur aja, waktu pertama kali dengar nama “Es Brenebon”, saya sempat mikir, “Ini minuman apa makanan, ya?” Ternyata, minuman! Beda banget dari es-es biasa yang cuma pakai sirup merah atau susu kental manis. Es Brenebon ini justru punya cita rasa yang unik banget—manis, legit, dan ada sedikit rasa gurih dari kacang merahnya. Iya, benar. Es ini pakai kacang merah rebus yang teksturnya lembut dan sedikit kenyal.
Awalnya saya kira, siapa sih yang mau minum es dari kacang? Tapi setelah nyoba langsung di Manado, saya langsung jatuh cinta. Segelas Es Brenebon di siang panas itu kayak oase di tengah padang pasir.
Kalau kamu pernah culinary ke Sulawesi Utara, khususnya Manado, pasti sering dengar nama “Brenebon”. Aslinya, brenebon itu adalah sup kacang merah yang gurih dan biasanya dimasak dengan daging iga sapi. Nah, versi esnya ini adalah adaptasi kreatif dari masyarakat yang ingin menikmati kesegaran kacang merah, tapi dalam bentuk pencuci mulut.
Yang menarik, nama “brenebon” berasal dari bahasa Belanda: “bruine bonen” yang berarti “kacang cokelat” alias kacang merah. Warisan kolonial ini berubah jadi resep lokal yang sangat khas dan dicintai. Keren, kan? Kadang, makanan dan minuman bisa bercerita banyak tentang sejarah suatu daerah.
Salah satu alasan saya suka banget sama Es Brenebon adalah karena bahan-bahannya gampang ditemukan. Tapi meskipun sederhana, rasanya enggak main-main. Biasanya, kamu cuma butuh:
Kacang merah rebus (bisa pakai kalengan, tapi rebus sendiri lebih enak)
Gula aren atau gula merah
Santan segar
Es batu serut
Susu kental manis (opsional)
Yang bikin beda itu sih teknik merebus kacangnya. Harus sampai empuk banget, tapi jangan sampai hancur. Kalau saya, biasanya pakai panci presto biar cepat. Setelah itu, kacangnya direndam semalaman sama gula aren biar meresap legitnya.
Jadi, setelah pulang dari trip ke Manado, saya penasaran dan langsung coba bikin sendiri. Awalnya agak deg-degan karena takut gagal. Tapi ternyata gampang banget, dan hasilnya… lumayan lah buat percobaan pertama.
Waktu itu saya pakai kacang merah kering, rendam semalaman, lalu presto sekitar 30 menit. Hasilnya lembut banget! Lalu saya bikin sirup gula aren dan campur dengan kacangnya. Setelah dingin, tinggal tuang santan, kasih es serut, dan taburi susu. Rasanya? Hampir mirip dengan yang saya coba di Manado.
Setelah beberapa kali eksperimen, saya punya beberapa tips nih supaya Es Brenebon kamu makin mantap:
Pakai santan segar. Jangan ganti pakai santan instan kalau bisa, karena aroma dan rasa segarnya beda jauh.
Gula aren asli. Ini penting buat dapetin rasa legit yang otentik.
Sajikan dingin. Es serut atau es batu yang dihancurkan lebih enak daripada es batu biasa.
Rendam kacang setelah direbus. Ini tips emas. Biarkan kacang merah rendam di air gula minimal 3 jam agar lebih meresap.
Waktu bulan Ramadhan tahun lalu, saya sempat bikin Es Brenebon sebagai takjil. Awalnya iseng, karena pengen minum yang seger tapi juga mengenyangkan. Eh, ternyata keluarga pada suka!
Kacang merah yang lembut dan kandungan gulanya bikin energi cepat pulih setelah puasa. Santannya juga bantu kasih rasa gurih yang menenangkan. Jadi, kalau kamu bingung mau takjil apa, cobain deh Es Brenebon ini. Enggak ribet, tapi dijamin spesial.
Saya juga pernah nemu cafe kecil di Jakarta yang bikin varian modern dari Es Brenebon. Mereka pakai tambahan boba, sirup vanila, dan bahkan jelly pandan! Meskipun rasanya agak keluar dari versi klasik, tapi tetap enak kok. Cocok buat anak muda yang pengen coba rasa baru tanpa kehilangan akar lokalnya.
Tapi saya pribadi sih tetap suka versi original. Kadang, sederhana itu justru paling ngena.
Ngomongin Es Brenebon, kita juga harus apresiasi bahan utamanya: kacang merah. Banyak yang belum tahu kalau kacang ini kaya manfaat, lho.
Serat tinggi: Bantu pencernaan dan bikin kenyang lebih lama.
Protein nabati: Bagus buat kamu yang mengurangi daging.
Zat besi dan magnesium: Penting buat energi dan kesehatan jantung.
Jadi, meskipun rasanya manis, Es Brenebon ini tetap punya sisi sehatnya. Asal jangan pakai susu terlalu banyak, ya!
Oke, saya harus jujur. Nggak semua percobaan bikin Es Brenebon itu berhasil. Pernah satu kali saya kelamaan rebus kacangnya, dan hasilnya malah hancur kayak bubur. Alhasil, esnya jadi keruh dan enggak ada sensasi kenyal sama sekali. Rasanya? Yah, bisa dibilang… mengecewakan.
Tapi dari situ saya belajar pentingnya ngatur waktu rebus, apalagi kalau pakai panci biasa. Harus sabar, dan jangan sampai kacangnya overcooked. Jadi, buat kamu yang baru pertama kali bikin, catat waktunya, ya!
Ini mungkin terdengar berlebihan, tapi serius deh. Dari proses bikin Es Brenebon, saya belajar beberapa hal yang bisa diterapkan dalam hidup juga:
Kesabaran itu kunci. Mulai dari merendam kacang sampai merebusnya butuh waktu dan ketelatenan.
Sederhana bisa istimewa. Bahan-bahannya murah, tapi kalau diracik dengan cinta, hasilnya luar biasa.
Berbagi bikin bahagia. Setiap kali saya sajikan Es Brenebon buat teman atau keluarga, selalu ada senyum dan pujian yang bikin hati hangat.
Kalau kamu sedang mikir untuk mulai bisnis kuliner kecil-kecilan, Es Brenebon bisa jadi ide menarik. Serius, deh. Modalnya minim, cara bikinnya simpel, dan pasarnya luas. Kamu bisa jual per cup di acara buka puasa bersama, arisan, atau online via Instagram dan WhatsApp.
Penting juga buat kasih nilai tambah—misalnya, pakai kemasan estetik, atau berikan topping kekinian. Tapi jangan sampai melenceng terlalu jauh dari rasa aslinya, karena justru di sanalah daya tariknya
(more…)
Spice up your traditional paneer dishes with a fiery twist of Schezwan Paneer! Elevate your taste buds to new heights with this bold and flavorful fusion that promises a culinary…
Kopi liberika (Coffea liberica) adalah salah satu varietas kopi yang memiliki keunikan tersendiri. Berbeda dengan kopi arabika dan robusta yang lebih populer, kopi liberika berasal dari Afrika Barat, tepatnya dari…
Bak Kwa adalah camilan tradisional yang sangat terkenal di Singapura dan Malaysia, yang dikenal dengan rasa manis, gurih, dan sedikit pedas. Meskipun asal usulnya berasal dari China, bak kwa telah…
Crayon Shin-chan adalah salah satu anime dan manga yang sangat ikonik dan dicintai di seluruh dunia. Dengan gaya komedi yang khas dan cerita yang kerap menyentuh isu-isu kehidupan sehari-hari, Crayon…
Sous Vide Wagyu is the ultimate combination of precise cooking techniques and one of the world's finest cuts of beef. The term "Sous Vide" means "under vacuum" in French, and…
Cara Membuat API yang Aman, Di era digital saat ini, aplikasi dan layanan berbasis API (Application Programming Interface) menjadi semakin vital untuk bisnis. API memungkinkan interoperabilitas antara sistem yang berbeda…
Hidden in the vast expanse of the South Pacific, Easter Island is a captivating enigma that has baffled researchers and intrigued travelers for centuries. Renowned for its giant stone statues…