Aku masih ingat betul momen pertama kali nyicip gulai ikan patin. Bukan di rumah makan besar, bukan juga buatan chef terkenal. Justru di sebuah warung makan sederhana di pinggir jalan lintas Sumatera. Dari luar nggak ada yang istimewa, tapi begitu semangkuk Culinary gulai ikan patin disajikan, aromanya langsung menghentikan langkah dan… wow, dalam hitungan menit aku berubah jadi fans beratnya.
Contents
- 1 Pertemuan Pertama dengan Gulai Ikan Patin
- 1.1 Apa yang Bikin Gulai Ikan Patin Disukai?
- 1.2 Cara Menikmati Gulai Ikan Patin yang Benar (Versi Gue Sendiri)
- 1.3 Tips dan Resep Membuat Gulai Ikan Patin Sendiri (Belajar dari Gagal Total)
- 1.4 Bahan-bahan:
- 1.5 Bumbu :
- 1.6 Cara Membuat:
- 1.7 Keunikan Gulai Ikan Patin yang Nggak Banyak Orang Tahu
- 1.8 Beberapa keunikan gulai ikan patin:
- 1.9 Gulai Ikan Patin Itu Bukan Sekadar Makanan, Tapi Pengalaman
- 2 Author
Pertemuan Pertama dengan Gulai Ikan Patin
Kalau ditanya apa kuliner khas Indonesia yang paling underrated, jujur aku bakal jawab: gulai ikan patin.
Waktu itu aku lagi dalam perjalanan dinas ke Jambi, dan sopirku bilang, “Bang, kita makan dulu. Ada warung langganan saya, gulai patinnya mantap.” Awalnya aku agak skeptis. Ikan sungai, digulai, kuah santan—bukannya amis ya? Tapi karena lapar, aku ikut aja. Eh ternyata, sejak suapan pertama, aku langsung nambah nasi Wikipedia.
Gulai ikan patin itu kaya rasa. Kuahnya kental, gurih, dan aromatik banget. Rasa kunyit, serai, jahe, dan daun jeruk itu nyatu sempurna. Tapi yang bikin jatuh cinta tuh ikannya sendiri. Ikan patin punya tekstur daging yang lembut, nggak gampang hancur, dan kalau dimasak dengan benar—dia meresap bumbu sampai ke tulang. Rasanya tuh… kayak pelukan hangat di hari hujan. Serius.
Waktu itu, aku bahkan sampai beli dua bungkus buat dibawa pulang ke hotel. Dan dari situlah obsesiku dengan gulai ikan patin dimulai.
Apa yang Bikin Gulai Ikan Patin Disukai?
Aku udah coba gulai macam-macam. Dari gulai tunjang, gulai otak, sampai gulai kambing. Tapi tetap, gulai ikan patin punya tempat tersendiri di hatiku. Kenapa? Nih, aku kasih alasannya:
Tekstur Ikan Patin yang Unik
Daging ikan patin itu kenyal tapi lembut. Nggak seret di tenggorokan kayak ikan tongkol, tapi juga nggak hancur kayak ikan lele. Dia pas. Dan yang paling penting, lemak di bawah kulitnya itu lho… creamy banget.Bumbu Gulai yang Kaya Rempah
Bumbu gulainya itu kaya banget. Ada kunyit, lengkuas, bawang merah, bawang putih, cabai, daun kunyit, dan kadang daun ruku-ruku (kalau kamu masak ala Riau). Semua rempah ini bikin kuahnya legit dan wangi. Apalagi kalau dimasak pelan-pelan sampai bumbu meresap.Rasa Pedas Gurih yang Bikin Nagih
Rasa pedasnya tuh bukan yang nyelekit doang, tapi pedas yang hangat, nikmat, dan tetap seimbang sama rasa santan. Jadi bukan cuma nyiksa lidah, tapi memanjakan juga.Pas Dimakan Sama Nasi Panas atau Lontong
Makan gulai ikan patin itu paling cocok sama nasi putih hangat yang baru ditanak. Atau kalau mau gaya khas Riau, bisa juga pakai lontong. Kuah gulainya meresap ke lontong, dan itu enaknya kebangetan.Masakannya Sering Jadi Menu Spesial di Acara Besar
Di daerah Sumatera, gulai ikan patin itu sering banget disajiin pas ada hajatan. Artinya apa? Ini bukan sekadar makanan biasa, tapi simbol jamuan yang spesial.
Dan yang lucunya, makin sering aku cerita soal gulai ikan patin ke teman-teman, makin banyak yang ngaku baru tahu enaknya. Banyak yang mikir itu cuma makanan kampung atau makanan rumahan biasa. Padahal, rasanya bisa bersaing sama rendang lho kalau dimasak dengan benar.
Cara Menikmati Gulai Ikan Patin yang Benar (Versi Gue Sendiri)
Jujur aja, menikmati gulai ikan patin itu ada seninya. Dan gue belajar ini setelah beberapa kali “ngaco” waktu pertama makan. Misalnya, gue pernah langsung nyendok dagingnya aja, nggak pakai kuah. Rasanya? Tetap enak sih, tapi kurang mantap. Kuahnya itu yang bikin magis.
Berikut versi gue menikmati gulai ikan patin secara maksimal:
Ambil nasi panas, jangan nasi dingin. Ini penting. Nasi dingin bikin kuah gulai kehilangan kehangatannya. Sedangkan nasi panas bikin semua aroma gulai naik ke hidung.
Siram kuah dulu, jangan langsung ambil ikan. Kuah gulai itu kunci utama. Nikmati dulu kuahnya, seruput sedikit kayak sup. Baru deh, ambil potongan ikan.
Makan dengan tangan. Ini serius. Makan pakai tangan bikin kita lebih “connect” sama makanannya. Tekstur ikan patin yang lembut itu terasa banget kalau dimakan pakai tangan.
Nikmati pelan-pelan. Jangan buru-buru. Rasakan tiap gigitan. Apalagi kalau kamu beruntung dapet bagian perutnya—lemaknya itu lumer di lidah, asli nagih.
Tambahin sambal dan lalapan. Beberapa orang suka gulai patin dikasih sambal lado mudo (sambal hijau) atau sambal belacan. Ini kasih sentuhan asam dan pedas tambahan. Mantap!
Tips dan Resep Membuat Gulai Ikan Patin Sendiri (Belajar dari Gagal Total)
Percaya nggak percaya, gue dulu pernah gagal total bikin gulai ikan patin. Bukan cuma gagal, tapi amis, hambar, dan warna kuahnya keruh. Tapi dari situ gue belajar, dan akhirnya bisa bikin gulai yang setidaknya mendekati warung legendaris di Jambi itu.
Bahan-bahan:
1 ekor ikan patin segar (1 kg), potong sesuai selera
500 ml santan kental
3 lembar daun jeruk
1 batang serai, memarkan
1 ruas lengkuas, memarkan
2 lembar daun kunyit (kalau ada)
2 sdm minyak
Bumbu :
4 bawang merah
3 bawang putih
5 cabai merah besar
5 buah cabai rawit (sesuaikan)
1 sdt kunyit bubuk / kunyit segar
1 ruas jahe
Garam dan kaldu bubuk secukupnya
Cara Membuat:
Bersihkan ikan patin. Ini bagian penting. Rendam ikan dengan air jeruk nipis dan garam 15 menit, lalu bilas. Ini buat ngilangin amis.
Tumis bumbu halus sampai harum, lalu masukkan daun jeruk, daun kunyit, serai, dan lengkuas. Aduk rata.
Masukkan santan. Aduk pelan-pelan biar nggak pecah. Masak pakai api kecil ya, sabar adalah kunci.
Masukkan ikan patin. Masak perlahan sekitar 15-20 menit. Jangan diaduk terlalu sering biar ikannya nggak hancur.
Cicipi dan koreksi rasa. Tambah garam atau kaldu sesuai selera. Kalau suka pedas, tambahin cabai utuh di akhir.
Selesai! Dan percaya deh, kalau udah pernah bikin gulai patin sendiri dan berhasil, rasanya tuh… bangga banget. Apalagi kalau teman atau keluarga bilang, “Ini enak lho! Kamu bikin sendiri?”
Keunikan Gulai Ikan Patin yang Nggak Banyak Orang Tahu
Dari semua jenis gulai yang pernah gue coba, gulai ikan patin punya “karakter”. Nggak semua ikan cocok digulai. Tapi patin? Justru dia bersinar di situ.
Beberapa keunikan gulai ikan patin:
Rempah lokal khas Sumatera seperti daun ruku-ruku (yang aromanya khas banget) kadang dipakai. Bumbu ini langka di luar Sumatera, jadi cita rasa gulai patin versi kampung halaman itu nggak bisa ditiru sembarangan.
Ikan patin itu ikan sungai, bukan laut. Jadi ada tantangan tersendiri dalam menghilangkan amis. Tapi sekalinya bisa, hasilnya jauh lebih beraroma dibanding ikan laut.
Biasanya dimasak dalam porsi besar. Ini karena gulai patin makin enak kalau dimasak rame-rame alias buat banyak orang. Bumbu dan santan jadi lebih seimbang dan meresap.
Bisa disimpan dan dihangatkan ulang. Anehnya, gulai patin yang dihangatkan esok harinya justru lebih enak. Kayak rendang, dia punya “fase kedua” di mana rasa rempah makin kuat.
Gulai Ikan Patin Itu Bukan Sekadar Makanan, Tapi Pengalaman
Gue percaya setiap orang punya makanan favorit yang bukan cuma enak di lidah, tapi juga punya cerita di baliknya. Buat gue, gulai ikan patin adalah kuliner yang penuh cerita, rasa, dan kenangan.
Dari warung kecil di Jambi, sampai dapur rumah gue sendiri, gulai patin ngajarin gue banyak hal: sabar, teliti, dan pentingnya menjaga resep turun-temurun. Nggak heran kalau makanan ini begitu dicintai di berbagai daerah Sumatera.
Kalau lo belum pernah coba, serius, cari tempat makan yang jual gulai ikan patin. Tapi kalau lo udah pernah dan suka, coba deh bikin sendiri. Nggak perlu sempurna, yang penting berani nyoba. Karena kayak kata orang tua, “Rasa enak itu bukan soal mewahnya bahan, tapi seberapa ikhlas kamu masaknya.”
Selamat mencoba dan semoga kamu ketagihan juga kayak gue. Jangan lupa… siapin nasi banyak-banyak, karena satu piring doang nggak akan cukup.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Sup Ayam Rempah: Resep yang Harum dan Gurih, Cocok untuk Musim Hujan disini