You are currently viewing ASEAN: Kekurangan dan Kelebihan Organisasi di Asia Tenggara
Asean

ASEAN: Kekurangan dan Kelebihan Organisasi di Asia Tenggara

Jakarta, Notransmilitaryban – (28/1/2024). Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) terbentuk sebagai tanggapan terhadap kebutuhan untuk menciptakan kerja sama regional dan mempromosikan perdamaian serta stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Terdapat beberapa faktor dan dinamika yang membentuk Organisasi ini , antara lain:

1. Keinginan untuk Menciptakan Stabilitas dan Perdamaian:

Kawasan Asia Tenggara mengalami sejumlah konflik politik dan ketegangan selama Perang Dingin. Pembentukan Organisasi ini pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, melibatkan Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, yang pada awalnya bertujuan untuk menciptakan suatu entitas yang dapat membangun kestabilan dan perdamaian di kawasan.

Sejarah Hari Ulang Tahun ASEAN

2. Ancaman Terhadap Keamanan Regional:

Ancaman dari perang Vietnam dan ketegangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet berdampak pada kawasan Asia Tenggara. Munculnya ancaman-ancaman ini mendorong negara-negara di kawasan untuk mencari bentuk kerja sama yang dapat mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan keamanan regional.

3. Kerjasama Ekonomi:

Negara-negara di Asia Tenggara menyadari bahwa kerjasama ekonomi dapat menjadi motor pengembangan dan pertumbuhan. Dengan berkolaborasi, mereka berharap dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan mengurangi ketidaksetaraan di antara negara-negara anggota.

4. Pembentukan ASEAN sebagai Penyeimbang Kekuatan:

Pada saat itu, terdapat perasaan bahwa pembentukan ASEAN dapat menjadi kekuatan penyeimbang di tengah persaingan geopolitik antara kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Tiongkok. Organisasi ini diharapkan dapat menjadi aktor yang memainkan peran sentral dalam mengelola hubungan dengan kekuatan besar tersebut.

5. Penanganan Isu-isu Bersama:

Negara-negara di Asia Tenggara menyadari bahwa mereka dapat lebih efektif menanggapi isu-isu bersama seperti bencana alam, pengelolaan sumber daya alam, dan perubahan iklim dengan berkolaborasi daripada beroperasi secara terpisah.

6. Budaya dan Identitas Bersama:

Budaya dan sejarah bersama di antara negara-negara Asia Tenggara menjadi faktor yang memperkuat keinginan untuk bersatu. Kesamaan dalam nilai-nilai dan identitas budaya memudahkan proses integrasi dan kerjasama di antara anggota Organisasi ini .

7. Prinsip Non-Blok dan Netralitas:

Salah satu prinsip Organisasi ini adalah netralitas dan non-blok. Hal ini memungkinkan negara-negara di kawasan untuk menjaga hubungan baik dengan berbagai kekuatan besar dan tidak terjebak dalam konflik ideologis global.

8. Pentingnya Diplomasi dan Dialog:

ASEAN mengamalkan pendekatan dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan konflik dan mencapai konsensus. Ini memungkinkan negara-negara anggota untuk menyelesaikan perbedaan mereka melalui perundingan dan tanpa menggunakan kekerasan.
Pembentukan Organisasi ini , sejak awal hingga saat ini, menunjukkan keberhasilan dalam mencapai tujuannya untuk menciptakan kestabilan, memajukan pembangunan ekonomi, dan membangun kerjasama di Asia Tenggara. Meskipun menghadapi tantangan dan kritik, ASEAN tetap menjadi aktor penting dalam dinamika regional dan global.

Mengenal Letak Geografis Negara ASEAN dan Keuntungannya - Quipper Blog

Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara, atau lebih dikenal dengan singkatan Organisasi ini , merupakan sebuah organisasi regional yang dibentuk pada 8 Agustus 1967. Dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama dan integrasi ekonomi, sosial, dan politik di antara anggota-anggotanya, Organisasi ini telah menjadi salah satu entitas penting dalam mewujudkan stabilitas dan pembangunan di kawasan Asia Tenggara. Namun, seperti semua organisasi, Organisasi ini tidak luput dari kekurangan dan kritik. Artikel ini akan membahas kelebihan dan kekurangan organisasi ASEAN.

Kelebihan ASEAN:

**1. Stabilitas dan Perdamaian:
Salah satu pencapaian terbesar ASEAN adalah menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan. Mekanisme dialog dan diplomasi yang diterapkan oleh Organisasi ini membantu mencegah konflik besar di antara anggota.

**2. Integrasi Ekonomi:
Melalui berbagai inisiatif seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Organisasi ini telah berhasil menciptakan kerangka kerja untuk integrasi ekonomi di kawasan.

**3. Kerjasama Regional:
ASEAN telah menjadi platform untuk membangun kerjasama regional dalam menanggapi isu-isu keamanan, seperti terorisme, bencana alam, dan kejahatan lintas batas.

**4. Diplomasi Multi-Pusat:
Pendekatan Organisasi ini terhadap diplomasi multi-pusat telah membantu menciptakan keseimbangan kekuatan di kawasan, mengurangi ketegangan geopolitik.

**5. Pengembangan Infrastruktur dan Konektivitas:
Melalui inisiatif seperti Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC), ASEAN berkomitmen untuk meningkatkan infrastruktur dan konektivitas di kawasan, memfasilitasi pertumbuhan ekonomi.

Kekurangan ASEAN:

Asean Berhasil Konsolidasikan Elemen Penting Deklarasi Ketahanan Pangan | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

**1. Kesetaraan dan Ketidaksetaraan:
Kritik umum terhadap ASEAN adalah ketidaksetaraan antara anggotanya. Perbedaan dalam tingkat pembangunan ekonomi dan perkembangan politik dapat menyulitkan pencapaian kesetaraan di antara negara-negara anggota.

**2. Kurangnya Keputusan Bersama:
ASEAN sering kali mengambil keputusan berdasarkan konsensus, yang dapat menyulitkan untuk menghasilkan langkah-langkah tegas dan cepat dalam menanggapi masalah tertentu.

**3. Keterbatasan dalam Penanganan Konflik:
Meskipun Organisasi ini berupaya menjaga stabilitas, organisasi ini sering kali kesulitan menangani konflik yang melibatkan salah satu anggota, seperti konflik di Laut China Selatan.

**4. Isu Hak Asasi Manusia:
ASEAN dianggap belum cukup efektif dalam menangani isu hak asasi manusia. Ketidaksetujuan dalam penanganan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dapat menciptakan citra negatif terhadap organisasi ini.

**5. Tantangan Terhadap Kedaulatan Nasional:
Beberapa negara anggota cenderung melihat keterlibatan ASEAN dalam urusan domestik sebagai ancaman terhadap kedaulatan nasional mereka.

Masa Depan ASEAN:

Sementara ASEAN telah mencapai banyak pencapaian, organisasi ini dihadapkan pada tantangan dan tugas yang kompleks. Untuk meningkatkan efektivitasnya, Organisasi ini perlu terus berinovasi dan beradaptasi dengan dinamika politik dan ekonomi yang terus berubah di tingkat global dan regional. Peningkatan dalam kesetaraan, penanganan konflik yang lebih efektif, dan peningkatan perlindungan hak asasi manusia dapat menjadi fokus penting untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Organisasi ini dan anggotanya. Dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan tersebut, Organisasi ini dapat memperkuat peran kritisnya sebagai pilar stabilitas di Asia Tenggara.

ASEAN (Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara) didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, oleh lima negara pendirinya. Kelima negara tersebut yang menjadi pendiri ASEAN adalah:

Presiden Jokowi Jelaskan Makna “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” dan Dukungan dari Seluruh Kepala Negara ASEAN - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia

Indonesia: Sebagai salah satu negara pendiri, Indonesia memainkan peran kunci dalam inisiatif pembentukan Organisasi ini. Presiden Indonesia saat itu, Soeharto, mendukung pembentukan organisasi ini sebagai upaya untuk menciptakan stabilitas dan kerja sama di kawasan Asia Tenggara.

Malaysia: Perdana Menteri Malaysia, Tunku Abdul Rahman, adalah salah satu tokoh utama yang mendukung pembentukan Organisasi ini. Malaysia melihat ASEAN sebagai forum untuk mempromosikan perdamaian dan kestabilan di kawasan.

Filipina: Presiden Filipina, Ferdinand Marcos, berperan dalam proses pembentukan Organisasi ini. Filipina melihat Organisasi ini sebagai alat untuk membangun hubungan yang lebih erat di antara negara-negara Asia Tenggara.

Singapura: Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, adalah salah satu arsitek utama pendirian Organisasi ini . Singapura melihat Organisasi ini sebagai cara untuk membangun solidaritas di kawasan dan meningkatkan keamanan.

Thailand: Pemerintahan Thailand, di bawah Perdana Menteri Thanom Kittikachorn, juga mendukung pembentukan ASEAN. Thailand berperan penting dalam mengorganisir Konferensi Bangkok pada tahun 1967, yang menjadi tonggak pembentukan Organisasi ini.

Kelima negara tersebut membentuk ASEAN dengan tujuan untuk menciptakan suatu entitas regional yang dapat meningkatkan kerja sama politik, ekonomi, dan sosial di Asia Tenggara. Sejak itu, Organisasi ini telah berkembang dan berkembang menjadi organisasi regional yang melibatkan sepuluh negara anggota, termasuk Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam yang kemudian menjadi anggota pada tahun-tahun berikutnya.

 

Baca Juga Artikel dari “Garuda Indonesia: Terbang dengan Kejayaan, Merayakan 75 Tahun

Author